Senin, 22 Agustus 2011

Cleopatra

Cleopatra

“Aku harus pulang ke rumahku,” katanya ketika bangun dari ranjang tempat mereka bersebadan.
“Apakah ini berarti engkau akan meninggalkanku?”, Tanya kekasihnya ingin tahu.
“Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku hanya mau sendiri dulu”
“Tidakkah engkau bahagia denganku?”
“Aku bahagia denganmu namun hatiku selalu mengingatnya”
“Engkau mau aku menghapusnya?”
“Bagaimana caranya?”
“Aku mau menghamilimu dan kita akan mempunyai anak dan kita akan saling mencintai karena kita sudah mempunyai anak”
“Itu bukan jalan yang bijak”
“O iya…?”
“Karena aku bersebadan denganmu namun aku membayangkan rupanya”
“Benarkah?”
“Ya…”
“Engkau sangat mencintainya?”
“Aku tidak terlalu mencintainya namun aku selalu membayangkannya”
“Karena ukurannya lebih besar dari pada ukuranku?”
“Sssssttt… Jangan ngawur kamu!!!”
“Benarkan??? Bukankah kau sudah tidur dengan beberapa lelaki dan karena itu engkau bisa membandingkan antara laki-laki yang satu dengan lelaki yang lain”
“Engkau menyesal karena tidur denganku?”
“Tidak!”
“Terus?”
“Karena bagiku itu bukan hanya pelepasan dorongan shyawat. Bagiku itu pengalaman yang mendalam ketika dua badan saling menadah dengan ekspresi paling asli dari kedalaman diri. Bagiku itu tanda paling mendasar dari pernyataan engkau adalah istriku dan aku adalah suamimu”
“Betulkah itu adalah pengalaman pertamamu?”
“Ya. Engkau telah mendapatkan yang pertamaku”
“Aku mencintaimu”
“Dalam nafsu?”
“Aku mencintaimu. Aku merindukan ciuman dan pelukanmu, namun aku butuh waktu”
“Pulanglah kalau begitu!”
“Engkau mengusirku?”
“Kan engkau mau pulang ke rumahmu”
“Iya… karena suamiku menantiku”
“Sungguh dia suami yang baik”
“Masa?”
“Karena dia mengizinkan istrinya tidur dengan laki-laki lain”
“Karena aku juga mengizinkannya berlaku begitu”
“O… Jadi ini adalah pembalasan dendam terhadapnya?”
“Bukan!”
“Terus?”
“Karena aku mencintaimu”
“Untuk melayani nafsumu?”
“Kau yang selalu berpikiran begitu!!!”
“Karena nyatanya sekarang engkau mau meninggalkanku!”
“Bukan meninggalkanmu, tetapi aku mau sendiri dulu”
“Terus kalau aku merindukanmu dan pingin bersetubuh denganmu?”
“Engkau bisa menelponku”
“Dan engkau akan datang kapan saja?”
“Iya…”
“Bagaimana dengan suamimu?”
“Dia juga akan melakukan hal yang sama dengan kekasih-kekasihnya”
 “Kau seperti Cleopatra, sayang”
“Kenapa?”
“Bisa tidur dengan siapa saja… hahah…”
“Jangan buat aku merasa tersayat! Wanita mana yang mau dikatakan penghibur belaka. Wanita selalu ingin menjadi kekasih. Bahkan menjadi kekasih beberapa lelaki ”
“Dan engkau bisa menguasai lelaki yang kau tiduri”
“Iya… untuk mendapatkan indahnya permainan”
“Hahaa…Kau memang dahsyat!”
“Apa?”
“Tidak… aku hanya mencoba bercanda saja”
“Penghancuran kebijaksanaan seorang lelaki harus selalu mulai dari pangkal pahanya…hahaha, benarkan? Jujur saja la…”
“Kau tahu kuncinya sayang…Dan engkau sudah menumbangkan berapa?”
“Belasan”
“Ha?”
Ha?





Jakarta, 25 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar